Mengenang 20 Tahun Kepergian Munir Melalui Buku dan Diskusi

Genap sudah 20 tahun sejak terbunuhnya aktivis dan pejuang Hak Asasi Manusia (HAM), Munir Said Thalib. Untuk memperingati hal tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FH UB) menyelenggarakan acara diskusi dan bedah buku Kami Sudah Lelah Dengan Kekerasan. Kegiatan ini juga melibatkan organisasi nirlaba Social Movement Institute (SMI). Acara tersebut diselenggarakan di Ballroom Munir Gedung D FH UB. Suciwati, istri dari mendiang Munir, Eko Prasetyo selaku Pendiri SMI, dan Yati Indriyani, aktivis HAM, turut memeriahkan diskusi.

Rangkaian dibuka dengan sambutan dari Wakil Dekan III FH UB dan Ketua Pelaksana yang dilanjutkan monolog bertajuk “Kami Rindu Cak Munir”. Kemudian, Matt Easton selaku penulis buku Kami Sudah Lelah Dengan Kekerasan juga menyampaikan pesan dalam bentuk video singkat.  Setelah itu, acara berlanjut ke rangkaian utama yakni sesi diskusi dan tanya jawab bersama para pemateri. Di akhir rangkaian, semua orang diminta berdiri sembari menyanyikan lagu “Tanah Airku”.

“Serangan untuk munir bukanlah serangan personal. Akan tetapi merupakan serangan kepada kemanusiaan,” tutur Yati dalam sesi diskusi. Besar sekali harapan yang ditanamkan kepada generasi muda untuk meneruskan perjuangan mendiang Munir dalam menyuarakan kebenaran. “Perjuangan Cak Munir belum dan tidak akan selesai selagi kita disini meneruskan hal tersebut dan membela kebenaran,” tegas Eko.

Oleh: Dhiya Shafa G.H.
Editor: Syafiq Muhammad M.
Foto: Dhiya Shafa G.H.

Happy
Happy
0
Sad
Sad
0
Excited
Excited
0
Sleepy
Sleepy
0
Angry
Angry
0
Surprise
Surprise
0

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Beam Kembali Hadir, Operasional Diambil Alih PT Brawijaya Multi Usaha
Next post Konferensi Internasional Pengetahuan dari Perempuan: Ruang Berbagi Ide dan Refleksi